istri tercinta ku

my live my world

Hidup itu realita....

hidup itu bukan fiktif

hidup itu hanya sekali

hidup itu mewarnai

hidup itu bermanfaat

hidup itu penuh tantangan

jadi gunakan nya hidup mu sebelum punyamu tidak hidup lagi...

Rabu, 28 Agustus 2013

Pengendalian hama pada tanaman padi


MENGENDALIKAN PENYAKIT PADA TANAMAN PADI
SECARA TERPADU MENGGUNAKAN PRINSIP INTEGRATED PEST MANAGEMANT

Memperhatikan berbagai efek negatif yang terjadi dari penggunaan bahan kimia dalam dunia pertanian, maka mulai diadakan penelitian-penelitian yang mengarah kepada penggunaan jasad hidup untuk penanggulangan kerusakan di dunia pertanian, yang dikenal dengan pengendalian biologi ("Biologic control"). Dalam metode ini dimanfaatkan serangga dan mikro organisme yang bersifat predator, parasitoid, dan peracun. Usaha untuk meningkatkan hasil pertanian terus berlanjut dengan memperhatikan aspek keamanan lingkungan, kesehatan manusia dan ekonomi, maka muncul istilah "integrated pest control", integrated pest control dan selanjutnya menjadi integrated pest management (IPM), yang dikenal dengan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) juga ada istilah Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Sebelum kami menjelaskan cara pengendalian hama tanaman padi secara terpadu maka sebelum membahasnya lebih lanjut kami menyarankan untuk mempelajari " Managemen Pengendalian Hama dan Penyakit Secara Terpadu " dengan  memberikan informasi mengenai penyakit-penyakit pada tanaman padi.

PENYAKIT TANAMAN PADI
1. Penyakit tungro dan wereng hijau
Serangan penyakit tungro depot meluas dengan cepat terutama bile faktor pendukung seperti tingginya kepadatan populasi serangga penular, tersedianya sumber inokulan, adanya pertanaman varietas peka, pola tanam tidak serempak serta faktor lingkungan yang sesuai. Serangan menyebabkan terjadinya kerusakan tanaman yang tidak bisa sembuh kembali, sehingga mengakibatkan penurunan kualitas maupun kuantitas produksi. 
Wereng hijau (Nephotettix virescens Distant) umumnya tidak langsung merusak tanaman padi, tetapi bertindak sebagai penular atau vektor penyakit virus tungro. Pengendalian dengan waktu tanam yang tepat dan rotasi varietas telah berhasil di Sulawesi Selatan namun pada kondisi pola tanam tidak teratur, pergiliran varietas kurang berhasil, seperti di Bali dan Jawa Tengah.
Pada saat ini petani dalam bercocok tanam agak berbeda dari beberapa tahun yang lalu, kalau dahulu para petani (petani budidaya padi ) melakukan penanaman serentak dalam satu daerah tertentu selah olah ada yang memberi komando, sedangkan pada akhir-akhir ini petani cenderung sendiri-sendiri dalam melakukan pola bercocok tanamnya. Menurut pengamatan penulis banyak ditemukan tanaman padi yang berbeda jauh waktu penanamannya terbukti pada satu hamparan persawahan yang bersebelahan, lahan satu sudah siap panen sedangkan lahan disebelahnya tanaman padinya dalam proses bunting susu. Hal ini menyebabkan populasi hama atau penyakit di daerah tersebut selalu ada / tidak terputus siklusnya. Jika hal ini terus berlanjut maka keberadaan hama atau penyakit dihamparan tersebut akan selalu ada.
Pengendaliannya adalah:
*  Usahakan menanam serentak minimal 20 hektar
* Gunakan varietas padi yang tahan terhadap virus tungro atau tahan serangga penular wereng wijau.Varietas tahan     wereng hijau menentukan >70% keberhasilan pengendalian tungro
* Buat persemaian setelah lahan dibersihkan dari gulma teki dan eceng gondok. Buang tanaman padi yang terinfeksi     agar tidak menjadi sumber virus.
*  Lakukan penanaman jajar legowo dua atau empat baris dapat menekan pemencaran wereng hijau.
*  Sawah jangan dikeringkan karena merangsang pemencaran wereng hijau sehingga memperluas penyebaran tungro.
* Kendalikan populasi Vektor virus dengan mengendalikan hama wereng hijau



2. Penyakit hawar daun bakteri (HDB)  pada Tanaman Padi

Penyakit hawar daun bakteri Xanthomonas oryzae pv oryzae dapat terjadi melalui air, angin, dan benih. Infenksi terjadi melalui luka/lubang alami (stomata).
Pengendaliannya adalah:
* Penanaman varietas tahan merupakan salah satu cara pengendalian, namunketahanan verietas saat ini di Indonesia     bersifat spesifik lokasi karena strain HDB berbeda-beda. Saat ini terdapat strain III, IV, V, VI, VII, dan VIII.
*  Amati kerusakan tanaman, bila keparahan penyakit melebihi 20% maka gunakan bakterisida Agrep.
*  Lakukan rotasi tanaman, dan pupuk N yang digunakan jangan berlebihan.

3. Penyakit Bercak Daun Coklat ( Helmintosporium oryzae )
Gejala kerusakan :
Merusak pelepah daun, malai dan buah yang baru tumbuh serta pada tahap pembibitan yang baru tumbuh. Gejala pada biji / bulir padi adalah bulir berbercak-bercak coklat tetapi masih berisi( bernas) apabila biji tersebut ditanam akan mengalami pembusukan pada saat biji mulai berkecambah dan apabila kecambah tumbuh akan segera mati. Gejala pada tanaman padi dewasa akan mengalami busuk kering.
Pengendaliannya :
1. Merendam benih dengan air hangat dengan penambahan Fungisida
2. Gunakan pemupukan yang berimbang akan mengurangi tingkat serangan
3. Gunakan Varietas padi yang tahan terhadap penyakit bercak daun coklat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar